Ada Berbagai Cara Untuk Meningkatkan Literasi Sesuai Kebutuhan dan Minat Siswa

Sudah tidak asing lagi dengan kata ‘literasi’ di telinga kita. Pada umumnya masyarakat kita mengetahui bahwa arti dari kata literasi sama dengan kegiatan membaca dan menulis, demikian kegiatan ini setiap orang akan dapat membuka wawasan dan ilmu pengetahuan baru. Indonesia mendapat peringkat ke-39 untuk kemampuan membaca hasil survei dari PISA (Progamme for International Student Asssessment) dari 41 negara yang mengikuti program tersebut pada tahun 2020. Kurangnya literasi akan membuat pemicu bertambahnya kebodohan, keterbelakangan, dan rendahnya etika pergaulan sehingga membuat kemiskinan. Kebiasaan membaca yang sangat rendah di Indonesia khususnya pada tingkat pelajar ini membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada saat ini untuk memikirkan bagaimana langkah-langkah nyata guna meningkatkan kemampuan literasi pada pelajar yaitu dengan mencanangkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Namun, tata cara membaca sebagai upaya penambahan budaya literasi tak akan selalu berjalan sesuai dengan yang kita mau, dikarenakan semua siswa tak tertarik atau mempunyai minat membaca buku teks atau buku cetak. Masih banyak siswa yang lebih suka dengan metode membaca pada media elektronik atau kegiatan literasi yang lain. Literasi tak hanya menerapkan metode membaca, banyak metode lainnya seperti berbicara, menulis dan lain-lain. Tentunya, hal ini menjadi tantangan bagi sekolah-sekolah untuk menyediakan kebutuhan untuk literasi sesuai dengan minat siswa-siswanya.

Berikut 4 cara untuk meningkatkan literasi siswa-siswa.

  1. Metode Literasi Membaca

Dengan adanya kegiatan utama literasi dilakukan dengan menyediakan media bacaan berupa cetak maupun elektronik, disediakan dari buku teks, majalah, jurnal dan media lainnya, untuk media elektronik dibutuhkan akses internet dan e-book yang dapat dibuka secara online oleh siswa-siswa. Dan tidak lupa kegiatan lain yang memajukan literasi membaca adalah adanya bedah buku dan karya ilmiah.

  1. Metode Literasi Menulis

Metode selanjutnya ialah Menulis, menulis adalah bagian literasi yang paling dekat dengan membaca. Kalian yang menyukai menulis pasti menyukai membaca. Mustahil jika menulis tidak menyukai membaca, dikarenakan dengan membaca bisa membuka inspirasi kalian untuk menulis. Tulisan bisa dikategorikan untuk berbagai bentuk bisa berupa fiksi maupun non-fiksi. Karya fiksi antara lain  cerpen, puisi, novel, cerita bersambung, dan lain. Sedangkan, karya non fiksi bisa berupa  essay, artikel, dan resume dari sebuah buku.

Jika di sekolah kalian ada ekskul jurnalistik. Jurnalistik akan membantu kamu untuk meningkatkan kreativitas dalam membuat karya tulisan untuk dipublikasikan dan layak untuk dikonsumsi oleh publik, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dalam bentuk artikel-artikel informasi, dan lain-lain.

  1. Metode berbicara

Telah dijelaskan 2 metode di atas, metode berbicara dapat digabungkan dengan metode  menulis. Sebelum seseorang memulai percakapan atau berbicara dengan orang, maka mereka akan terlebih dulu membuat sebuah tulisan tentang topik yang akan disampaikan dalam pembicaraan di depan stranger atau publik. Kemampuan berbicara menyampaikan sebuah pesan atau teori harus didukung dengan frekuensi membaca banyak sumber atau referensi, sehingga setiap orang (dalam hal ini siswa) mempunyai perbendahaaran kata, pengetahuan dan merangsang pemikiran yang lebih luas.

BACA JUGA  Bagaimana cara indera bangsawan masuk ke dalam istana raja kabir

Literasi berbicara atau lebih diingat sebagai speaking dapat diterapkan dalam forum diskusi, presentasi di kelas,  dan forum-forum ilmiah. Debate contest atau performa deklamasi puisi juga merupakan bentuk teknik literasi dengan metode verbal.

  1. Belajar memecahkan masalah

Problem solving atau lebih dikenal dengan memecahkan masalah  adalah  literasi yang bisa dibilang paling susah untuk siswa, dikarenakan melibatkan daya nalar yang sulit. Siswa akan melihat sebuah topik permasalahan, kemudian mencoba untuk menganalisisnya, memetakan potensi dan kelemahan yang ada berdasarkan fakta yang mereka pahami kemudian berusaha untuk mensolusikan permasalahan tersebut. Memecahkan masalah harus didukung dengan pemahaman konsep masalah yang ada disertai dengan data-data dan fakta-fakta yang valid untuk mendukung solusinya.

Sekian dari kami cara-cara untuk meningkat kemampuan literasi siswa. Program-program literasi yang menyenangkan kami harap dapat meningkatkan kemampuan membaca dan literasi lainnya, sehingga kualitas sumber daya manusia akan terus meningkat.  Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus sigap untuk memberikan fasilitas-fasilitas sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing siswa.